Manusia sering berlomba, bertaruh nyawa demi nama baik atau popularitas. Demi menjadi terkenal orang bisa menghalalkan segala cara, termasuk menabrak norma agama. Bahkan ada yang berani bikin sensasi dengan menyerang atau melukai sesama lewat media sosial. Ada yang lebih gila, demi mendongkrak reputasi ada yang nekad menjual kehormatan diri. Bahkan ada juga yang sengaja beradu status di medsos, ngajak perang, saling serang. Mereka lupa kalau yang namanya 'popularitas' itu bersifat fana, sementara.
Masih ingat pemuda yang menjadi 'bintang sebulan' gara-gara menyerang 'mbah dukun'? Di mana rimbanya sekarang? Ketenarannya hanya seumur jagung. Bagaimana nasib anggota BRIMOB yang jadi penyanyi India? Sekarang jualan bubur. Makanya jangan pernah berpikir bahwa ketenaran bisa diandalkan. Semua yang sifatnya sementara tidak bisa dijadikan pegangan. "Celakalah mereka yang mengandalkan yang sementara".
Kalau ingin dikenal manusia, lebih dahulu berusahalah membangun reputasi di mata Allah. Jangan sebaliknya. Jangan sampai terkenal di mata manusia tetapi tidak terdaftar di buku kehidupan. Kasihan nasib evangelis yang begitu masyur karena mujizat yang dilakukan dalam pelayanan, namun sayang ia mengalami penolakan. "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat 7:7-8)
Itulah nasib pelayan yang sibuk dengan 'doing' tetapi melupakan 'being'. Terobesi dengan popularitas namun lupa integritas. Jangan lupa "God is more interested in your being than doing". Tuhan lebih tertarik dengan siapa Anda daripada apa yang Anda lakukan. Disinilah lubang kejatuhan kita (saudara dan saya), kita mencoba mengesankan ALLAH dengan perbuatan, namun lupa membangun hubungan. Waktu habis untuk membangun reputasi, namun tidak menjaga hati. Jangan kaget jika banyak kabar hidup selebritis diakhri dengan tragis. Ada yang mati overdosis, bunuh diri, pernikahan berantakan dan mendekam di penjara.
Untuk itu, ikuti nasehat Nabi Sulaiman. Untuk bisa berharga di hadapan manusia, berusahalah lebih dahulu berharga di hadapan Allah. Caranya mudah, apapun yang Anda lakukan, lakukanlah dengan motivasi kasih, dan jalani dengan setia. Setiap pekerjaan yang dilandasi oleh kasih sayang dan dilakukan dengan setia tanpa pandang rupa, suku, agama atau bahasa, pasti akan memuliakan nama ALLAH. Belajarlah dari Guru Agung Anda yang selalu melakukan segala sesuatu karena 'tergerak oleh belas kasihan'.
? ?Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." (Amsal 3:3-4)
(Penulis adalah Pendeta Paulus Wiratno